Silaturrahim merupakan sebuah ungkapan yang telah sangat polpuler dikalangan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Lalu apa yang sebenarnya makna dari ungkapan silaturrahim itu yang sesungguhnya ?
Silaturrahim adalah ajaran Allah subhanahu wata’ala dan rasul-Nya dalam rangka mewajibkan kepada setiap mukmin untuk membina kasih sayang sesama mereka. Silaturrahim bersal dari bahasa al-quran yang agung, yang terdiri dari dua ( 2 ) suka kata, yaitu صِلّة yang berarti “menyambung” dan الرّحمِ yang berarti “ salah satu bagian dari tubuh perempuan. Dimana tempat terjadinya pembuahan seorang janin yang terlindungi secara baik. Istilah kinayah kata rahim ( الرّحمِ ) adalah karabat. Apabila dua kata digabungkan ( صِلَّةُ الرَّحمِ ), maka maknanya adalah menyambung hubungan persaudaraan yang abadi antara sesama mukmin dengan mengharapkan ridho Allah subhanhu wataala.
Kata – kata rahim ( الرّحمِ ) juga merupakan salah satu sifat Allah rabbul a’la yang selalu dibacakan oleh setiap mukmin, yaitu dengan lafaz بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ yang artinya “Dengan nama Allah Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Islam mengajarkan akan betapa pentingnya membangun hubungan silaturrahim dikalangan mukmin agar selalu bersatu, saling menguatkan dan tolong menolong dalam menjalankan perintah Allah dan rasulnya serta meninggalkan segala larangan-Nya.
Silaturrahim tanpa didasarkan pada ridho Allah subhanahu wataala, maka silaturrahim antara umat manusia itu akan menjadi sangat rapuh karena kuatnya dari godoaan sifat ria ( tem man show ), egoisme, keangkuhan dan ketamakan individu – individi dan golongan – golongan.
Artinya : “Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.” ( H. Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim : Shahih Bukhari no. 6104 dan Shahih Muslim no. 2725 )
Silaturrahim memiliki makna yang sangat luas, diantaranya :
Artinya : “Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR Muslim no.2567).
2. Tidak memelihara sikap pendendam
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak menyapa) saudaranya lebih dari 3 hari.” (HR. Bukhari 6237 dan Muslim 2560).
“berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling mencintai karena Aku. berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling menasehati karena Aku, berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling mengunjungi karena Aku, berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling memberi karena Aku. Mereka akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat iri para Nabi dan orang-orang shalih terhadap tempat mereka itu” (HR. Ibnu Hibban 577 )
“Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.” (HR. Muslim 2586).
4. Memenuhi hak dan kewajiban sesama muslim
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2162]
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [Ali ‘Imrân/3:104]
Juga firman-Nya:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allâh, dan mengerjakan kebajikan dan berkata, ‘Sungguh aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri).’ [Fushshilat/41:33]
Wallahu a’alam bissawab
Penulis : Teungku Marzuki
Publikasi artikel ini, atas dukungan ” Lembaga Donatur ” ▶Klik lihat